Perayaan Maulid Akbar di Masjid Muhajirin

Semarang (29 Oktober 2020) sejak sebelum matahari terbit, warga kecamatan Banyumanik dan sekitarnya mulai berbondong-bondong beranjak ke masjid raya Muhajirin. Hal ini dikarenakan adanya agenda tahunan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Acara ini berlangsung mulai pukul 04.30 (setelah subuh) hingga 07.45.

Sepanjang sejarah, perayaan besar Maulid Nabi di Banyumanik ini telah berlangsung sejak kurang lebih 15 tahun yang lalu. Adapun yang menginisisasi pada awalnya yakni yayasan Pesantren Madinah Munawwarah dan keluarga Habib Toha Putra. Tahun demi tahun acara ini pun berkembang hingga memiliki ribuan jamaah. Dari sana mulai ada perombakan, dari yang awalnya kecil-kecilan, berubah menjadi agenda yang besar. Adapun perubahan yang paling ketara yakni tempat dan kepanitiaan pendukung.

Kesempatan agenda Maulid tahun ini bertempat di Masjid Raya Muhajirin. Acara ini berlangsung selama 12 hari berturut-turut, dan puncaknya adalah hari ke 12 tanggal 29 Oktober 2020. Kepanitiaan yang menangani pun merupakan panitia gabungan dari dua pihak, yakni dari Pesantren Madinah Munawwarah dan takmir masjid.

Ridwan Tsaniya, salah satu begian panitia gabungan sekaligus asatidz PMM, mengatakan bahwa dalam kepanitiaan tersebut tidak lepas dari dua sosok yang berperan penting. Adapun dua sosok tersebut yakni pak Edi Susanto sebagai pembimbing dari pihak pesantren, kemudian pak Defry selaku ketua takmir masjid.

“kemudian ketika kita membentuk kepanitaian mulailah kita bergerak sekitar dua minggu yang lalu. Sampai ke acara puncak di hari H kita panitia berkumpul kembali untuk mempersiapkan secara matang” Ujar Ridwan.

Ada yang unik pada perayaan Maulid pada tahun ini, yakni hadir Sayyid Umar bin Sumaith di masjid raya Muhajirin. Bukan hadir secara fisik, melainkan secara virtual. Dengan melalui aplikasi Zoom, Sayyid Umar memberikan tausiah secara live dari kota suci Madinah. Selain memberikan tausiah, beliau pun memimpin doa untuk semua hadirin serta memberikan ijazah doa makmur dan selamat secara umum.

Acara puncak ini telah dihadiri kurang lebih 2000 jamaah. Hal ini dihitung dengan menyetarakan jumlah konsumsi yang disediakan panitia. Kapasitas masjid pun tidak cukup mampu untuk menampung jumlah tersebut, sehingga panitia pun mensiasati untuk memanfaatkan halaman masjid untuk menampung kekurangan tempat.

Melihat jumlah sekian banyaknya jamaah yang hadir, panitia tetap menghimbau agar jamaah melalui protokol kesehatan yang ketat. Hal ini dilakukan panitia dengan membagikan masker untuk yang tidak membawa dan mengarahkan jamaah untuk jaga jarak saat duduk. (Pri)

 
Redaksi