Keseruan kegiatan Muhadatsah Kang Kang PMM

Semarang (10/10), ada sesuatu yang baru di Pesantren Madinah Munawwarah. Di pagi hari, terlihat para santri putra berkumpul di halaman depan pesantren. Mereka berkumpul bukan tanpa sebab, melainkan sedang melaksanakan kegiatan berlatih Bahasa Arab. Program yang dinamakan muhadatsah atau muhawarah ini telah dilaksanakan selama seminggu belakangan. Muhammad Kurniawan, salah satu dari empat santri yang menjadi penanggung jawab dalam kegiatan ini mengatakan, bahwa kegiatan ini dilakukan untuk merealisasikan ide guru kami (Abah Yahya) tentang penghidupan Bahasa Arab di lingkungan pondok pesantren.

“Tujuan yang utama adalah supaya semua santri bisa berbahasa Arab walaupun Bahasa Arab sehari-hari” tuturnya. Sambungnya tujuan akhir dari program ini adalah agar seluruh santri dapat memahami Al-Quran. Sebab, tanpa belajar Bahasa Arab maka akan kurang dalam memahami Al-Quran.

Kegiatan ini menerapkan konsep outdor pada pagi hari. Waktu pagi dipilih karena mengikuti sistem belajar pondok pesantren lain dan juga untuk menambah semangat santri dalam memulai hari. Adapun di ruang terbuka supaya santri dapat mengeluarkan suara secara lantang dimana hal ini bertujuan untuk membantu mempermudah hafalan dan pemahaman santri.

Kurniawan mengatakan bahwa, harapan dari para inisiator membuat target sekitar dalam jangka waktu enam bulan santri dapat sedikit demi sedikit  mulai berbicara dalam berbahasa Arab. Jadi yang penting dalam waktu enam bulan santri dalam kegiatan muhawarah, mendapatkan materi mufradat atau kosa kata dalam Bahasa Arab dan mereka diajak terus untuk berlatih bercakap-cakap dalam Bahasa arab.

Target enam bulan ini akan dilanjutkan dengan rencana mewajibkan santri berbahasa Arab di lingkungan pesantren. Hal ini sebagaimana yang dilakukan di pesantren yang lain, dalam sehari semua santri wajib berbahasa Arab. Selanjutnya rencana pasca enam bulan ini, apabila ada santri yang ketahuan tidak menggunakan bahasa Arab maka akan ditakzir (dihukum).

Selain muhawarah atau muhadatsah, untuk percepatan penggunaan Bahasa Arab bagi santri, ada juga dua program program lainnya, yakni: mading lughatun atau mading Bahasa Arab yang dapat membantu santri dalam menghafal mufradat, dan pelatihan khitabah (berpidato) dalam Bahasa Arab.

Kurniawan mengatakan “Dengan mading lughatun dimaksudkan agar santri selalu melihat dan membaca sehingga mudah menghafal mufradat dan dengan berpidato agar melatih kecakapan santri dalam berbahasa Arab dan berbicara di depan orang banyak”.

Adapun program tambahan lain yang memiliki tujuan sama, yakni pelajaran nahwu-shorof. Namun program ini belum diterapkan secara menyeluruh tetapi masih bersifat tambahan bagi santri yang berminat.

Ragil Yoga Priyangga, Santri yang Calon Sarjana