• PESANTREN MADINAH MUNAWWARAH
  • Darul Fiqhi wa Da'wah

Siwak, Sunnah Nabi yang Hampir Terlupakan

Sampai detik ini mungkin masih ada orang yang asing dengan siwak. Padahal siwak ini adalah sunnah yang tidak pernah ditinggalkan oleh Nabi dan para sabahat serta ulama-ulama salaf, karena saking besarnya keutamaan sunnah bersiwak.

Dalam hadist shohih yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Ra. Rosulullah SAW. bersabda :

لولا ان اشق على امة لأمرتهم بالسواك عند كل صلاة

"Seandainya aku tidak khawatir akan membebani umatku, niscaya aku akan perintahkan mereka untuk bersiwak setiap hendak melakukan sholat" (Hadits Shahih Riwayat Ahmad)

Dari hadist tersebut jelas disebutkan oleh Rosulullah SAW. bahwa begitu pentingnya sunnah bersiwak. Dalam hadits lain riwayat Abu Nu'aim dan Daru Quthni juga disebutkan bahwa sholat dengan menggunakan siwak lebih utama daripada sholat tidak menggunakan siwak.

رَكْعَتَانِ بِسِوَك خَيْرٌ مِنْ سَبْعِيْنَ صَلَاةً بِغَيْرِ سِوَاك

"Sholat dua rakaat dengan bersiwak lebih baik daripada tujuh puluh rakaat tanpa siwak" (HR. Daru Quthni)

Banyangkan betapa besarnya pahala apabila kita sebelum sholat menggunakan siwak dan betapa ruginya apabila kita sholat tanpa bersiwak terlebih dahulu, berapa banyak pahala yang sudah kita sia-siakan begitu saja.

Ada sebuah kisah seorang sahabat yang ketika ke masjid lupa tidak membawa siwak. Namun, waktu sholat sudah mendekati iqomah, sementara rumahnya jauh dari masjid, karena khawatir tertinggal sholat jama'ah sahabat tersebut menyuruh seorang yang memiliki kuda dengan kecepatan yang melebihi kuda-kuda yang lain untuk mengambil siwaknya yang tertinggal di rumah, namun sang pemilik kuda yang cepat tidak mau jika disewa harga yang murah dan sabahat tersebut pun menyetujuinya walaupun dengan harga yang sangat mahal. Dikatakan oleh orang-orang disekitarnya betapa berlebihannya sahabat tersebut. Namun kata beliau "tidak ada yang berlebihan untuk menghidupkan sunnah serta ketaatan kepada Allah". Begitulah para sahabat betapa sungguh-sungguhnya mereka dalam menghidupkan sunnah Nabi.

Selain keutamaan dan keagungan sunnah bersiwak, bersiwak juga memiliki banyak sekali manfaat dan faedah. Sebagian ulama ada yang menyebutkan bahwa faedah bersiwak hingga tujuh puluh faedah diantaranya yaitu, dapat menambah kefasihan, kecerdasan dan kuatnya hafalan, juga dapat mempertajam penglihatan, memudahkan lepasnya ruh, memperlambat tumbuhnya uban, melipat gandakan pahala, membersihkan bau mulut, menghilangkan kotoran dan kuning-kuning pada gigi, memperkuat gusi, memutihkan gigi, menjadikan Allah ridho, dan faedah yang paling agung adalah memudahkan mengucapkan kalimat syahadat ketika sakaratul maut.

Dalam kitab at-Taqrirot as-Sadidah Fil Masail al-Mufidah karya Habib Zein bin Smith dijelaskan lengkap mengenai tata cara bersiwak dan hukum hukum bersiwak. Adapun hukum bersiwak ada lima macam diantaranya wajib, yaitu ketika aroma mulut tidak sedap saat hendak sholat jum'at dan bersiwak yang di nadzarkan. Hukum yang sunnah seperti bersiwak ketika akan wudlu, sholat, hendak tidur, dan bagun tidur. Adapun yang makruh yaitu bagi orang yang puasa setelah tergelincirnya matahari. Hukum yang keempat adalah khilaful aula yaitu hukum yang lebih baik ditinggalkan seperti bersiwak menggunakan siwak orang lain, dengan catatan sudah mendapatkan izin dari pemilik. Hukum yang terakhir adalah haram yakni bersiwak dengan siwak orang lain tanpa izin.

Siwak sendiri memiliki arti menggsosok gigi dan sekitarnya dengan sesuatu yang kasar. Dalam Kitab Taqrirot juga dijelaskan tingkatan yang paling tinggi adalah bersiwak menggunakan kayu arok, di Indonesia sendiri kayu arok sudah mudah didapatkan, jika tidak ada kayu arok bisa menggunakan pelepah daun kurma, atau dengan kayu zaitun, ditingkatan bawahnya ada dengan menggunakan kayu yang memiliki aroma wangi atau bisa dengan kayu-kayu yang lain. Apabila dari kelima benda tersebut tidak ditemukan maka bisa menggunakan sesuatu yang lain dengan syarat sesuatu tersebut kasar seperti kain baju atau dengan gosok gigi yang diniatkan untuk bersiwak.

Semua sunnah Nabi adalah agung, termasuk siwak, oleh karena itu sebagai muslim harus sekuat tenaga untuk menghidupkan sunnah sunnah yang hampir dilupakan. Jangan sibuk mengatakan kembali ke sunnah kembali ke Al-Qur'an dan hadits jika sunnah bersiwak saja masih disepelekan. Mengagungkan sunnah artinya mengagungkan Rosulullah SAW. Mengangungkan sunnah siwak juga sebagai bukti cinta kepada Nabi Muhammad SAW.

 

FAJWATIN, Santri Putri PMM

Tulisan Lainnya
Pentingnya Adab Bagi Penuntut Ilmu

Sayyidina Umar Ra memberikan nasihat bahwasanya “Belajarlah untuk mengkaji agama dan jika engkau belajar agama maka belajarlah untuk tenang dan berwibawa, serta santun”. Nas

30/12/2020 22:37 - Oleh Admin PMM - Dilihat 4351 kali
Kebermanfaatan Sebagai Bukti Cinta Rosulullah

Bismillahirrohmanirrohim, memulai apapun dengan awalan basmalah. Menggerakkan setiap anggota tubuh kita harus diawali dengan basmalah, agar apa? Agar keberkahan atau kebaikannya tidak t

13/11/2020 16:10 - Oleh Admin PMM - Dilihat 3989 kali
Menyenangkan Hati Nabi Dengan Menjunjung Tinggi Adab dan Akhlaq di Masa Kini

“Alangkah indahnya hidup ini, Andai dapat kutatap wajah-Mu, Kan pasti mengalir air mataku, Karena pancaran ketenangan-Mu.”  -Syair Habib Syech- Sudah kebayang bukan n

06/11/2020 10:19 - Oleh Admin PMM - Dilihat 2179 kali
Sebagai Santri Milenial, Masihkah Harus Meneladani Sunnah Nabi?

Jika dihitung sejak Nabi menghembuskan nafas terakhir hingga hari ini, waktu telah berjalan sebegini jauhnya, bumi sudah sebegini tuanya, hitungan jari tak lagi mencukupi, bila kita iba

01/11/2020 14:16 - Oleh Admin PMM - Dilihat 2288 kali