Tausiah K.H. Yahya Al Mutamakkin
Apakah di hati kita ada cinta nabi Muhammad? Sesungguhnya cinta Rasulullah kepada kita lebih besar. Tidaklah seseorang dari kita memiliki cinta kepada Nabi Muhammad, kecuali Nabi sudah cinta dulu kepadanya. Karena antara pecinta dan yang dicintai tidak bisa dipisahkan.
Ana ad’u mandaani hakadzal hukmu kowiyah
(aku memanggil orang yang dia memanggilku, aku mencintai orang yang dia mencintaiku)
Ketika di hati ada rasa cinta kepada beliau SAW, maka berbahagialah. Karena sebenarnya sebelum kita ada cinta kepada nabi, beliau sudah cinta kepada kita. Maka bersyukurlah kepada Allah atas nikmat khusus karena di hati ada cinta kepada Rasulullah. Dan sesungguhnya hakikat cinta kepada rasulullah dan kemanfaatannya ini akan wujud tampak agungnya kelak saat kita di hari kiamat. Ketika dunia sudah selesai, sejarah manusia selesai, dan kita meninggalkan dunia yang fana ini, kemudian Allah membangkitkan semua makhluk dan mengumpulkan semua manusia di mahsyar. Dimana keadaan orang-orang menakutkan, penuh ketakutan, kecuali mereka yang bertaqwa kepada allah, yang berkumpul karena allah, yang saling mendoakan dan menyayangi karena allah. Dikatakan dalam hadist nabi kelak mereka dihari kiamat termasuk orang-orang yang disaat itu tidak ada ketakutan.
Kabar gembira untuk kita semua, barang siapa yang di hati memiliki cinta kepada Rasulullah, dan kemudian rasa cinta itu dibumbui dengan sholawat dan rasa rindu kepada nabi, maka insya Allah orang-orang semacam itu (termasuk) orang yang telah sempurna imannya dan lebih tinggi imannya daripada orang yang belum mencintai nabi. Karena ukuran iman adalah cinta nabi. Orang yang mengatakan imannya hebat tapi gak cinta nabi maka itu palsu. Orang yang mengatakan iman kepada Allah kuat tapi cinta kepada nabi lemah maka imannya itu iman yang belum benar. Sebab kebenaran iman kepada Allah terikat dengan kebenaran cinta kepada nabi.
Sayyidina Umar datang kepada Rasulullah “wahai Rasulullah, saya ini mencintai engkau”
Jawab rasul “oiya, bagaimana nilai cintanya itu hei Umar?”
“saya mencintau engkau ya rasul melebihi cintaku kepada anak, istri dan harta, namun sayang saya masih mencintai diri saya melebihi engkau ya Rasulullah”
kata Rasulullah “tidak bisa begitu wahai Umar. Tidak sempurna iman seseorang kecuali dia telah mencintai aku melebihi cinta kepada dirinya, istrinya, anaknya, hartanya dan kepada semua manusia”
Dengan mahabbah (rasa cinta) kita kepada nabi akan mendapat kemudahan untuk menghidupkan sunah-sunah nabi. Seperti yang dipesankan oleh sayyid Umar bin Zein bin Sumaith yakni bagimana kita harus menghidupkan sunah nabi dalam diri kita dan keluarga kita? Mulai dari hal-hal yang dipentingkan oleh nabi, tentang al-Qur’an, pendidikan anak, sholat jamaah dan bagaimana kita mengajarkan kepada anak-anak kita tentang menjaga lisan dari kalimat tidak baik, kebohongan dan menggunjing orang.
Di zaman ini menggunjing orang adalah suatu kenikmatan di tengah-tengah umat. Kita ikut prihatin dan sedih melihat bangsa ini menjadikan menggunjing sesama muslim menjadi sebuah kebiasaan, dan kebohongan dianggap biasa bahkan dipertontonkan oleh tokoh-tokoh yang dipandang di negeri ini. Hal tersebut berbahaya karena apabila kebohongan sudah dijadikan kebiasaan disuatu negeri maka Allah akan mencabut berkah dan kebaikan dari negeri itu. Karena kebohongan adalah pangkal dari keburukan.
Nabi disifati oleh Allah as-Sodiq, dan disifati oleh orang-orang mekkah al-Amin sebagai orang yang jujur dan terpercaya, tidak pernah bohong selama hidupnya. Bahkan beliau dipercaya oleh musuh-musuhnya, seperti orang kafir quraisy mereka musuh nabi, tapi mereka juga menjuluki nabi al-Amin karena mereka kafir tapi memiliki logika yang benar.
Bukan seperti macron prancis itu mereka sakit mental maka mereka menjelekkan nabi. Sebagaimana sudah disampaikan oleh Habib Jakfar Shodiq bahwa dengan dihinanya rasul tidak akan mengurangi kemuliaan beliau.
Ibnu katsir menukil satu hadist nabi di dalam tafsirnya. Ketika beliau menafsirkan surat az-Zumar beliau ceritakan kelak di hari kiamat ketika semua manusia sudah berkumpul dan mereka dihisab ada yang lolos dan tidak lolos kemudian orang mukmin lolos dari perhitungan amal mereka berbondong-bondong menuju surga.
وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا
“Dan digiring dengan mulia dan terhormat orang-orang ahli surga menuju surga” (Q.S. Az Zumar : 73)
Imam Ibnu Katsir menyebutkan hadist yang sahih, (mengatakan) ketika penghuni-penghuni surga akan masuk surga mereka berhenti di pintu surga, pintu surga masih tertutup. Ahli surga sudah menunggu mulai dari nabi adam semua nabi dan rasul hadir. Bagaimana pintu surga itu? Dikatakan rasulullah pintu surga itu perjalanan 40 tahun.
Mereka yang sudah lolos hisab, berhasil melewati sirotol mustaqim, sudah dipintu surga tinggal masuk, mereka bingung siapa yang bisa membuka pintu surga. Kemudian mereka mendatangi nabi Adam, “Wahai Nabi Adam engkau adalah ayah kami, silahkan buka pintu surga”. Jawab nabi Adam “Bukan tugas saya”. Kemudian mendatangi nabi Nuh, “Wahai nabi Nuh engkau yang paling panjang usia dakwahnya didunia, silahkan buka pintu surga”. Jawab nabi Nuh, “Bukan tugas saya”. Kemudian mendatangi nabi Musa, “Wahai nabi Musa engkau al-Kalim, silahkan buka pintu surga”. Jawab nabi Musa “Bukan tugas saya”. Kemudian Nabi Ibrahim “engkau bapak dari para nabi”, Nabi Isa (pun ditanya demikian) dan (menjawab) bukan tugas dari mereka semua.
Kemudian mereka datang kepada nabi Muhammad SAW, nabi terakhir namun paling depan kemuliaannya. Cucu terakhir nabi adam sebagai nabi, namun kemuliannya melebihi segalanya. Lalu Rasulullah maju kedepan pintu surga, kemudian beliau berkata dalam hadist shohih riwayat Muslim:
“aatibabal Jannah fa astaftihu faghilaman faqultu ana Muhammad faqolal malak bika umirtu ala aftahal Jannah liahadin koblak”
(nanti dihari kiamat aku akan datang ke pintu surga dan aku akan mengetuk pintu surga lalu malaikat bertanya siapa engkau, aku akan berkata aku Muhammad malaikat berkata sesungguhnya aku diutus oleh allah tidak boleh membuka pintu surga sebelum engkau yang membuka dan memasukinya)
Dan Rasulullah berkata:
“wa ana awallu musyafa’ wa ana awalu man yahrou babal jannah”
(Aku pertama orang yang akan mengetuk dan membuka pintu surga, dan aku yang pertama yang meberikan syafaat kepada umatnya)
Yang lebih menakjubkan, ketika pintu surga terbuka dan semua umat ingin masuk surga dahulu, maka masuklah nabi kemudian nabi nabi yang lain masuk, dan umat nabi lain ingin segera masuk, lalu Rasulullah berkata “yang masuk surga dahulu adalah umatku”. Lalu rasul memanggil satu persatu rombongan umatnya.
Hari ini adalah hari kebahagiaan, dimana kita dibersihkan dari dosa. Seandainya kita ditampakkan oleh Allah hati kita maka kita akan bahagia karena dosa kita telah dihapus Allah SWT. Haq dari allah melalui lisan nabi, (yakni) apabila berkumpul golongan muslimin menyebut nama Allah membaca kalamullah dengan ikhlas dan tulus, maka kembali dari majelis tersebut malaikat berkata “hai kaum muslimin umat nabi yang telah berkumpul berdzikir karena Allah, bersholawat memuliakan rasulullah pulanglah kalian telah diampuni dosa kalian dan keburukan kalian telah diganti kebaikan”.
Ratna Amalia, editor kanal santri
Tulisan Lainnya
Mengenal Lebih Dekat #1: Shohibur Ratib Al Haddad
Hizib atau wirid yang masyhur di kalangan masyarakat luas maupun santri salah satunya adalah Ratib Al Haddad atau Ratibul Haddad. Lalu siapakah sebenarnya ulama dibalik Ratib Al Haddad?
Tausiah Virtual Sayyid Umar bin Zein bin Smith
Diterjemahkan oleh : Habib Jafar Shodiq Al Munawwar Saat ini (perayaan maulid akbar di Masjid Raya al Muhajirin 29 Oktober 2020) kita sedang berada didalam naungan rahmat dan kasih say
Kesungguhan Menuntut Ilmu
Bersumber dari Habib Zein bin Sumaith dalam kitab Manhajussawi, dikatakan bahwa ilmu tak dapat diraih kecuali dengan kesungguhan. Ketahuilah sesungguhnya semakin bertambah mulia sesuatu