• PESANTREN MADINAH MUNAWWARAH
  • Darul Fiqhi wa Da'wah

Tausiah Virtual Sayyid Umar bin Zein bin Smith

Diterjemahkan oleh : Habib Jafar Shodiq Al Munawwar

Saat ini (perayaan maulid akbar di Masjid Raya al Muhajirin 29 Oktober 2020) kita sedang berada didalam naungan rahmat dan kasih sayang Allah SWT, karena kita sekarang berada sebagai tamu nabi Muhammad SAW. Majelis yang kita hadiri ini tidak lepas dari syariat Nabi Muhammad SAW.

Tidaklah suatu kaum berkumpul di suatu masjid kecuali Allah menurunkan 4 kemuliaan kepadanya :

  1. Allah menurunkan ketenangan yang insya Allah kita semua tidaklah pulang dari majelis ini kecuali Allah memberi ketenangan dalam hati kita,
  2. Allah menurunkan rahmat,
  3. Allah menurunkan para malaikat sehingga majelis tersebut dihadiri oleh puluhan jutaan malaikat Allah yang memohonkan ampun atas dosa-dosa kita kepada Allah, dan
  4. Allah membanggakan kita semua yang hadir.

Kita datang dari rumah tidak lain karena sebab kerinduan kita kepada Rasulullah, karena sebab al farah (kegembiraan) kita memperingati kelahiran manusia yang agung, mulia, kekasih Allah, junjungan Allah SWT. yaitu Nabi Muhammad SAW. Kegembiraan itulah terhadap kelahiran beliau sebagai penghormatan kita kepada nabi Muhammad SAW. karena kita tidak bisa meninggalkan Rasulullah. Di dalam sholat kita harus menyebut nama Rasulullah, di dalam adzan ada nama Rasulullah, dan doa apabila tidak dengan sholawat kepada Rasulullah (maka) Allah tidak akan menerima doa kita. Begitu mulia kehadiran kita dimajelis mulia ini karena kita sedang al faroh atau gembira dengan kelahiran Rasulullah.

Saat ini kita bergembira atas kelahiran Nabi Muhammad SAW itu ada dalilnya, Allah SWT berfirman :

قُلْ بِفَضْلِ ٱللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا۟ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
“Katakanlah dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan". (Q.S. Yunus : 58)

Sehingga para ahli tafsir menyatakan paling mulianya rahmat dan paling utamanya karunia yang ada dimuka bumi ini ialah wiladatunnabi Muhammad SAW Lahirnya Rasulullah, dan kegembiraan itu lebih baik dari dunia dan seisinya karena beliau rohmatalil alamin, dan beliau Rasulullah SAW merupakan cahaya, cahaya dari sebagian cahaya Allah SWT.

Allah berfirman :

قَدْ جَاۤءَكُمْ مِّنَ اللّٰهِ نُوْرٌ وَّكِتٰبٌ مُّبِيْنٌ ……
Sungguh, telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menjelaskan. (QS. Al-Maidah: 15)

Allah juga berfirman :

لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (Q.S. at-Taubah : 128)

Rasul berharap jangan sampai satupun dari umatnya yang tidak masuk surga. Kelak di hari kiamat Rasul akan sujud, dan tidak akan bangun dari sujudnya kecuali Allah ridho terhadap permohonannya. Begitu indahnya akhlak Rasulullah sehingga Allah menitipkan sifatnya ada pada diri Rasulullah.

Bersyukurlah kita karena saat ini kita berada pada nikmat yang besar yaitu nikmat agama islam, agama yang diridhoi Allah SWT. Dan barang siapa mencari agama selain islam maka tidak akan diterima oleh Allah SWT.

Rasulullah bersabda : اِنَّ اللهَ لَايَنْظُرُ اِلَى أَجْسَادِكُمْ وَلَا اِلَى صُوَرِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ اِلَى قُلُوْبِكُمْ وَأََعْمَالِكُمْ

“sesungguhnya allah tidak melihat pada hambanya jasadnya, bentuk tubuhnya, hartanya tetapi Allah melihat hati kita dan amal kita”

Di dalam majelis jangan hanya jasad kita yang hadir, namun usahakan hati dan fikiran kita juga hadir. Banyangkan seolah-olah rasulullah berada dihadapan kita. Itulah yang menambah keberkahan kita dalam menghadiri majelis. Maka para malaikat akan manungi kita dengan sayapnya karena kebahagian kita kepada Rasulullah SAW.

Al Habib Ali al Habsyi mengarang kitab (maulid) simtuddurar bukan hanya sekedar mengarang dan menyusun syair, namun beliau mengungkapkan rasa rindunya kepada Rasulullah SAW.

Jangan hanya sekedar hadir dalam majelis, namun bawa kerumah kita itibak kepada nabi. Dan jangan hanya sekedar dilisan saja kita mengucapkan cinta kepada rasulullah tapi tidak disertai dengan kita mengikuti sunnah dan akhlak rasul. Karena jika hanya sebatas lisan tidak berarti disisi allah SWT.

Allah berfirman :

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

“Katakanlah (Muhammad), Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku (Rasulullah), niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Q.S. Ali Imran : 31)

 

Ratna Amalia, Santri Putri PMM

Tulisan Lainnya
Mengenal Lebih Dekat #1: Shohibur Ratib Al Haddad

Hizib atau wirid yang masyhur di kalangan masyarakat luas maupun santri salah satunya adalah Ratib Al Haddad atau Ratibul Haddad. Lalu siapakah sebenarnya ulama dibalik Ratib Al Haddad?

23/01/2021 09:10 - Oleh Admin PMM - Dilihat 10734 kali
Tausiah K.H. Yahya Al Mutamakkin

Apakah di hati kita ada cinta nabi Muhammad? Sesungguhnya cinta Rasulullah kepada kita lebih besar. Tidaklah seseorang dari kita memiliki cinta kepada Nabi Muhammad, kecuali Nabi sudah

01/11/2020 15:06 - Oleh Admin PMM - Dilihat 4327 kali
Kesungguhan Menuntut Ilmu

Bersumber dari Habib Zein bin Sumaith dalam kitab Manhajussawi, dikatakan bahwa ilmu tak dapat diraih kecuali dengan kesungguhan. Ketahuilah sesungguhnya semakin bertambah mulia sesuatu

18/10/2020 15:50 - Oleh Admin PMM - Dilihat 3515 kali