Kesungguhan Menuntut Ilmu
Bersumber dari Habib Zein bin Sumaith dalam kitab Manhajussawi, dikatakan bahwa ilmu tak dapat diraih kecuali dengan kesungguhan. Ketahuilah sesungguhnya semakin bertambah mulia sesuatu yang dituntut, semakin bertambah keletihan dan kesulitan dalam mencapainya. Kemuliaan bukan dicapai dengan berleha-leha, melainkan dengan berat.
Di dalam Shahih Muslim disebutkan keterangan dari Yahya bin Abi Katsir, “Ilmu tidak didapat dengan bersantai-santai.” Sebagaimana dikatakan dalam sebuah syair,
Jangan kauduga kemuliaan itu kurma yang kaumakan
Tak kan capai kemuliaan hingga kaurasakan jadam
Dalam syair lain dikatakan,
Kalau bukan karena kesulitan, niscaya semua manusia jadi pemimpin
Kemurahan dapat membuat miskin dan keberanian dapat mematikan
Badiuz Zamân mengatakan, "Ketahuilah bahwa ilmu itu keperluan yang lambat (tak segera dibutuhkan), cita-cita yang jauh, yang tidak dapat tercapai dengan anak panah, tidak terlihat dalam tidur, tidak diwarisi dari orang tua dan paman. Melainkan merupakan pohon yang tidak akan baik kecuali bila ditanam, dan tidak dapat ditanam kecuali di dalam jiwa. Tidak dapat diairi kecuali dengan belajar dan tidak mendapatkannya kecuali dengan banyak menyendiri, senantiasa bergadang (untuk belajar), sedikit tidur, menyambungkan malam dengan siang. Itu semua tidak akan dapat dicapai kecuali oleh orang-orang yang mengorbankan matanya. Apakah orang yang menyibukkan waktu siangnya dengan mengumpulkan harta dan menyibukkan waktu malamnya dengan berkumpul dengan wanita, menyangka akan keluar sebagai seorang faqih? Tidak! Demi Allah, sampai dia menuju kepada buku-buku catatannya, menemani tinta-tinta penanya, melewati padang ilalang, menuntut ilmu siang dan malam, menerima kepahitan kesabaran, dan menerima hujan lebat taufik.”
Al-Imam Abdullah bin Alwi al-Haddad mengatakan dalam sebuah syair,
Ambillah ilmu agama yang banyak
Dengan ilmu, engkau akan naik ketika hidup dan di mahsyar
Dengan kesungguhan dan kesabaran yang baik, kau akan tempati
Tempat tinggi yang luas, maka berwasiatlah dengan kesungguhan dan kesabaran
Al-Imam as-Suyûthiy mengatakan dalam khutbah al-Asybâh wa an-Nazhâir, “Sesungguhnya disiplin ilmu tak dapat dicapai dengan angan-angan, tidak pula dengan kata-kata 'akan', 'mudah- mudahan', atau 'seandainya aku'. Tidak akan dapat mencapainya kecuali orang yang serius dan bersungguh-sungguh, berpisah dengan keluarganya, mengencangkan kain, mengarungi lautan, bercampur dengan debu, bolak-balik mendatangi pintu mau yang dituju dalam malam yang gelap, memenuhi keutamaan dan memburu manfaat... hingga akhir khotbahnya.”
Di antara ucapan Amirul Mukminin Umar bin Khattab ra. adalah, “Jadilah kalian seorang faqih sebelum diangkat menjadi pemimpin.” Imam an-Nawawi mengatakan, “Makna perkataan tersebut adalah bersungguh-sungguhlah untuk mendapatkan kesempurnaan keahlian ketika kalian masih menjadi pengikut, sebelum menjadi pemimpin. Karena jika telah menjadi- pemimpin yang diikuti, kalian tidak dapat belajar karena tingginya kedudukan dan banyaknya kesibukan.” Inilah pula ucapan Imam Syafi'i, “Pahamilah agama sebelum-engkau memimpin, karena jika engkau telah memimpin, tidak ada jalan (kesempatan) untuk memahaminya.”Demikian dikutip dari kitab at-Tibyân." Wallahualam
REDAKSI
Tulisan Lainnya
Mengenal Lebih Dekat #1: Shohibur Ratib Al Haddad
Hizib atau wirid yang masyhur di kalangan masyarakat luas maupun santri salah satunya adalah Ratib Al Haddad atau Ratibul Haddad. Lalu siapakah sebenarnya ulama dibalik Ratib Al Haddad?
Tausiah K.H. Yahya Al Mutamakkin
Apakah di hati kita ada cinta nabi Muhammad? Sesungguhnya cinta Rasulullah kepada kita lebih besar. Tidaklah seseorang dari kita memiliki cinta kepada Nabi Muhammad, kecuali Nabi sudah
Tausiah Virtual Sayyid Umar bin Zein bin Smith
Diterjemahkan oleh : Habib Jafar Shodiq Al Munawwar Saat ini (perayaan maulid akbar di Masjid Raya al Muhajirin 29 Oktober 2020) kita sedang berada didalam naungan rahmat dan kasih say